Profil Desa Mulyoharjo

Ketahui informasi secara rinci Desa Mulyoharjo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Mulyoharjo

Tentang Kami

Menilik profil Desa Mulyoharjo, Pagerbarang, Tegal, sebagai pusat UMKM olahan makanan ternama seperti nugget dan otak-otak. Temukan potensi ekonomi, data demografi terbaru, kondisi infrastruktur, serta kepemimpinan Kepala Desa Abdul Basir dalam mengelola

  • Sentra UMKM Olahan Makanan

    Desa Mulyoharjo dikenal sebagai pusat industri rumahan untuk produk makanan seperti nugget, otak-otak, dan sosis, dengan jangkauan pemasaran hingga ke luar daerah Kabupaten Tegal.

  • Basis Pertanian yang Kuat

    Mayoritas penduduknya bekerja sebagai petani, menjadikan sektor pertanian sebagai tulang punggung ekonomi dan kehidupan sosial, meskipun dihadapkan pada tantangan infrastruktur irigasi.

  • Dinamika Infrastruktur dan Partisipasi Publik

    Desa ini memiliki catatan kuat dalam menyuarakan aspirasi pembangunan, terbukti dari aksi warga terkait jalan rusak pada tahun 2023 yang berhasil mendorong perbaikan dari pemerintah kabupaten.

Pasang Disini

Desa Mulyoharjo, yang terletak di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, menampilkan wajah sebuah desa yang dinamis, di mana sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) bidang olahan makanan berkembang pesat di tengah lanskap agraris yang subur. Dikenal luas sebagai sentra produksi makanan ringan seperti nugget dan otak-otak, Mulyoharjo memadukan semangat wirausaha warganya dengan basis pertanian yang telah lama menjadi tulang punggung kehidupan. Profil Desa Mulyoharjo Pagerbarang ini menyoroti perpaduan unik antara inovasi industri rumahan dan ketahanan sektor pertanian yang mendefinisikan identitas sosial-ekonomi masyarakatnya.

Geografi dan Demografi: Lokasi Strategis di Wilayah Agraris

Secara geografis, Desa Mulyoharjo menempati posisi yang cukup strategis di Kecamatan Pagerbarang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah. Letak wilayahnya berbatasan langsung dengan desa-desa tetangga yang juga memiliki karakteristik serupa. Di sebelah utara, Mulyoharjo berbatasan dengan Desa Randusari. Sebelah timur dibatasi oleh Desa Semboja, sementara di sisi barat berhadapan dengan Desa Sidomulyo. Adapun di bagian selatan, wilayahnya bersebelahan dengan area yang masuk dalam administrasi Kecamatan Balapulang. Posisi ini menempatkannya pada jalur yang cukup vital bagi mobilitas warga antar desa di dalam kecamatan.

Berdasarkan data publikasi Kecamatan Pagerbarang dalam Angka 2024 yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Tegal, Desa Mulyoharjo memiliki luas wilayah 2,55 kilometer persegi (km2) atau setara dengan 255 hektare. Wilayah ini sebagian besar dimanfaatkan untuk lahan pertanian, khususnya sawah, yang menopang profesi utama sebagian penduduk, serta area pemukiman yang terus berkembang seiring pertumbuhan populasi.

Dari sisi kependudukan, data BPS Kabupaten Tegal untuk tahun 2023 mencatat jumlah penduduk Desa Mulyoharjo mencapai 2.723 jiwa. Komposisi penduduknya terdiri dari 1.406 jiwa laki-laki dan 1.317 jiwa perempuan. Dengan jumlah tersebut, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi, yakni mencapai sekitar 1.068 jiwa per kilometer persegi. Angka ini menunjukkan konsentrasi penduduk yang signifikan, menandakan sebuah komunitas yang padat dan aktif. Jumlah kepala keluarga di desa ini tercatat sebanyak 1.604 KK, yang mengindikasikan struktur keluarga yang relatif kecil hingga menengah, menjadi basis unit sosial dan ekonomi di Mulyoharjo.

Perekonomian dan Potensi Unggulan: Denyut Nadi Industri Rumahan

Perekonomian Desa Mulyoharjo merupakan contoh nyata sinergi antara sektor agraris dan industri kreatif skala rumahan. Meskipun mayoritas penduduknya, sebagaimana diungkapkan oleh Kepala Desa Mulyoharjo, Abdul Basir, berprofesi sebagai petani, desa ini justru lebih dikenal karena geliat UMKM di bidang olahan makanan. Produk-produk seperti nugget, otak-otak, sosis, dan aneka makanan ringan lainnya menjadi komoditas unggulan yang tidak hanya memenuhi pasar lokal Tegal, tetapi juga didistribusikan hingga ke wilayah tetangga seperti Cirebon dan Banyumas.

Salah satu tokoh penggerak industri ini ialah Haji Kursi, yang telah merintis usaha olahan ikan belasan tahun lalu. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak warga lain untuk membuka usaha serupa. Sebelum pandemi COVID-19 melanda, seorang pengusaha di desa ini bisa mengolah hingga satu ton bahan baku setiap harinya, menyerap puluhan tenaga kerja dari lingkungan sekitar. Fenomena ini menjadikan Mulyoharjo sebagai klaster industri rumahan yang penting di Kecamatan Pagerbarang. Keberhasilan para pelaku UMKM ini menunjukkan kemampuan adaptasi dan inovasi warga dalam menciptakan nilai tambah dari produk perikanan dan pertanian, membuka lapangan kerja, dan menggerakkan roda perekonomian desa secara mandiri.

Namun sektor pertanian tetap menjadi fondasi yang tak terpisahkan. Lahan sawah yang luas menjadi sandaran hidup bagi banyak keluarga petani. Tantangan utama yang dihadapi sektor ini berkaitan erat dengan infrastruktur pengairan. Dalam sebuah pernyataan pada pertengahan tahun 2025, Kepala Desa Abdul Basir menyoroti kondisi jaringan irigasi yang mengalami kerusakan, sehingga menghambat fungsi optimal dalam mengairi sawah warga. Upaya untuk menindaklanjuti masalah ini dengan dinas terkait terus dilakukan, menunjukkan bahwa menjaga produktivitas pertanian tetap menjadi prioritas utama bagi pemerintah desa demi menjamin kesejahteraan para petani.

Infrastruktur dan Pembangunan: Perjuangan Kolektif untuk Akses yang Layak

Isu infrastruktur, khususnya kondisi jalan, menjadi perhatian utama dan pernah menjadi sorotan publik di Desa Mulyoharjo. Selama beberapa tahun, warga dihadapkan pada kerusakan parah di ruas jalan utama desa yang berlubang dan sulit dilalui. Kondisi ini tidak hanya mengganggu kenyamanan dan aktivitas ekonomi sehari-hari, tetapi juga kerap menyebabkan kecelakaan lalu lintas, terutama pada malam hari. Puncak dari keluhan warga terjadi pada Mei 2023, ketika puluhan warga melakukan aksi protes damai.

Sebagai bentuk sindiran dan desakan kepada pemerintah, warga menanam pohon pisang di lubang-lubang jalan yang menganga. Aksi simbolik ini berhasil menarik perhatian media dan pemerintah daerah secara luas. Respons cepat datang dari Bupati Tegal, Umi Azizah, yang segera menginstruksikan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) untuk melakukan perbaikan. Pengerjaan jalan pun dimulai tidak lama setelah aksi protes tersebut, memberikan solusi nyata atas masalah yang telah lama dikeluhkan. Peristiwa ini menjadi cerminan kekuatan aspirasi kolektif warga dalam menyuarakan kebutuhan pembangunan dan mendorong akuntabilitas pemerintah.

Selain jalan, infrastruktur vital lainnya yang menjadi fokus ialah jaringan irigasi untuk pertanian. Pemerintah Desa Mulyoharjo secara aktif berkomunikasi dengan instansi seperti Balai Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) untuk mengatasi masalah kerusakan saluran irigasi. Perbaikan infrastruktur pengairan ini krusial untuk mendukung produktivitas sektor pertanian yang menjadi mata pencaharian mayoritas penduduk. Di sektor pendidikan, desa ini memiliki sarana pendidikan dasar yang memadai, salah satunya yaitu SD Negeri Mulyoharjo 01, yang berperan penting dalam menyediakan akses pendidikan berkualitas bagi anak-anak di desa tersebut.

Kehidupan Sosial dan Pemerintahan Desa

Kehidupan sosial di Desa Mulyoharjo sangat kental dengan nuansa religius, di mana mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Keberadaan Yayasan Sulthan Sholahuddin Al Ayyubi menjadi salah satu pilar kegiatan keagamaan dan sosial di tengah masyarakat, memperkuat ikatan komunal melalui berbagai program yang dijalankannya. Semangat gotong royong dan kepedulian sosial juga tercermin dari cara warga menghadapi persoalan bersama, seperti saat memperjuangkan perbaikan infrastruktur jalan.

Pemerintahan desa saat ini dipimpin oleh Kepala Desa Abdul Basir, yang terpilih pada Pemilihan Kepala Desa serentak tahun 2019 dan kini tengah menjalani masa jabatannya. Kepemimpinannya dihadapkan pada berbagai tantangan dinamis, mulai dari mengelola aspirasi warga terkait pembangunan infrastruktur hingga memfasilitasi pertumbuhan ekonomi lokal yang bertumpu pada UMKM dan pertanian. Sebagai figur pimpinan, Abdul Basir menjadi jembatan antara kebutuhan masyarakat dengan kebijakan pemerintah kabupaten, seperti yang terlihat dari upayanya dalam mengawal perbaikan irigasi dan jalan.

Meskipun demikian, perjalanan pemerintahan desa tidak selalu berjalan mulus. Catatan dari platform aduan publik menunjukkan adanya keluhan dari warga terkait transparansi dan pengelolaan aset desa, yang menjadi tantangan tersendiri bagi aparatur desa untuk terus meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan akuntabel. Dinamika ini menunjukkan adanya kontrol sosial dari masyarakat yang aktif dan kritis, sebuah elemen penting dalam demokrasi tingkat desa. Ke depan, sinergi antara pemerintah desa yang responsif dan partisipasi aktif warga akan menjadi kunci keberhasilan pembangunan Desa Mulyoharjo.

Arah Pembangunan di Persimpangan Inovasi dan Tradisi

Desa Mulyoharjo, Kecamatan Pagerbarang, berdiri sebagai contoh sebuah wilayah perdesaan yang tidak hanya pasrah pada takdir agrarisnya. Warganya berhasil membuktikan bahwa inovasi dan semangat kewirausahaan dapat tumbuh subur, menciptakan identitas ekonomi baru sebagai produsen olahan makanan yang diperhitungkan. Keberhasilan UMKM nugget dan otak-otak menjadi bukti kreativitas yang mampu memberikan nilai tambah signifikan dan membuka lapangan pekerjaan di luar sektor pertanian tradisional.

Di sisi lain, desa ini juga menyadarkan kita bahwa fondasi agraris tetap memerlukan perhatian serius. Isu infrastruktur seperti jalan dan irigasi menjadi penentu utama bagi kelancaran roda perekonomian dan kesejahteraan petani. Respons pemerintah daerah terhadap aspirasi warga terkait jalan rusak menunjukkan bahwa partisipasi publik memiliki kekuatan untuk mendorong perubahan. Ke depan, tantangan bagi Desa Mulyoharjo ialah bagaimana menyeimbangkan dan mensinergikan kedua potensinya: memperkuat klaster industri rumahan yang inovatif sambil terus memodernisasi dan menjaga keberlanjutan sektor pertaniannya. Kemampuan pemerintah desa dalam mengelola dinamika ini akan menentukan arah masa depan Mulyoharjo sebagai desa yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing.